MANUSIA
DAN PANDANGAN HIDUP
1.
PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP
Pandangan
Hidup merupakan suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan jasmani
dan rohani. Pandangan hidup ini sangat bermanfaat bagi kehidupan individu,
masyarakat, atau negara. Semua manusia pasti mempunyai suatu pandangan hidup
sendiri – sendiri dan kemungkinan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
Tak sedikit pula orang yang mempunyai pandangan hidup yang sangat bertentangan
dengan pandangan hidup orang yang lainnya, itulah yang sering memicu perdebatan
diantara umat manusia dalam kehidupan sehari hari.
Seperti
yang ada di negara kita sekarang ini, semakin maraknya kasus terorisme. Masalah
ini terjadi akibat kurang tepatnya pandangan suatu orang terhadap masalah
kehidupan sehari – hari. Mereka
manafsirkan atau mengartikan suatu ajaran secara sepotong – sepotong dan hanya
berdasarkan pada satu atau dua sumber saja tidak melihat keadaan sekitar yang
diperkirakan secara logika sehingga mendapatkan penjelasan yang kurang tepat.
Setiap manusia
mempunyai pandangan hidup.
Pandangan hidup itu bersifat
kodrati. Karena itu ia menentukan
masa depan seseorang. Untuk itu perlu
dijelaskan pula apa arti pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau
pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan. Pendapat atau
pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman
sejarah menurut waktu
dan tempat hidupnya.
Pandangan hidup
banyak sekali macamnya
dan ragamnya, akan
tetapi pandangan hidup dapat
diklasifikasikan berdasarkan
asalnya yaitu terdiri dari 3 macam
:
· Pandangan hidup yang berasal dari
agama yaitu pandangan
hidup yang mutlak kebenarannya
· Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan
dengan kebudayaan dan norna yang
terdapat pada negara
tersebut.
· Pandangan hidup
hasil renungan yaitu pandangan hidup yang
relatif kebenarannya.
2. CITA-CITA
Menurut
kamus umum Bahasa
Indonesia, yang disebut
cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan
yang selalu ada
dalam pikiran. Baik
keinginan, harapan, maupun
tujuan merupakan apa yang
mau diperoleh seseorang
pada masa mendatang.
Dengan demikian cita-cita merupakan
pandangan masa depan,
merupakan pandangan hidup yang akan datang. Pada umumnya
cita-cita merupakan semacam
garis linier yang
makin lama makin
tinggi, dengan perkataan lain:
cita-cita merupakan keinginan,
harapan, dan tujuan
manusia yang makin tinggi
tingkatannya.
Apabila cita-cita
itu tidak mungkin atau belum
mungkin terpenuhi, maka
cita-cita itu disebut
angan-angan. Disini persyaratan dan
kemampuan tidak/belum dipenuhi
sehinga usaha untuk
mewujudkan cita-cita itu tidak mungkin dilakukan.
Misalnya seorang anak
bercita-cita ingin menjadi dokter,
ia belum sekolah, tidak mungkin
berpikir baik, sehingga
tidak punya kemampuan berusaha
mencapai cita-cita. Itu baru dalam taraf
angan-angan.
Faktor
manusia yang mau mencapai cita-cita
ditentukan oleh kualitas
manusianya. Ada orang yag tidak berkemauan, sehingga apa yang
dicita-citakan hanya merupakan khayalan
saja. Hal demikian banyak menimpa anak-anak muda yang memang senang berkhayal,
tetapi sulit mencapai apa yang dicita-citakan karena kurang mengukur dengan
kemampuannya sendiri. Sebaliknya dengan anak
yang dengan kemauan
keras ingin mencapai apa yang di cita-citakan, cita-cita merupakan
motivasi atau dorongan dalam menempuh hidup untuk
mencapainya. Cara keras dalam mencapai cita-cita merupakan suatu perjuangan hidup yang bila berhasil akan
menjadikan dirinya puas.
3. KEBAJIKAN
Prinsip bahwa kebajikan merupakan suatu
pengetahuan adalah bahwa untuk mengatahui kebaikan adalah dengan melakukan
kebaikan. kejahatan, kekeliruan atau semacanya muncul karena kurangnya
pengetahuan, ketidakacuhan, dan ketiadaan lainnya. jika mengetahui kebaikan
adalah dengan melakukan kebaikan, maka kekeliruan hanya datang dari kegagalan
untuk mengetahui apa yang baik. “Tak ada orang yang melakukan kejahatan secara
sukarela”, kalau mengetahui kebaikan tentang sesuatu (dalam hal apapun itu),
seseorang tak mungkin bermaksud memilih kejahatan.
Mungkin kita sering mendengar orang
berkata “saya bertindak berlawanan dengan penilaianku yang lebih baik”, atau
“saya benar-benar lebih tahu?”. mungkin hal ini konyol, karena jika kita
benar-benar lebih tahu, jikan kita bear-benar lebih paham tentang hal yang
lebih baik untuk dilakukan maka kita pasti akan melakukannya. jika kita
benar-benar memiliki penilaian yang lebih baik dari yang kita gunakan, maka
kita pasati bertindak berdasarkan penilaian tersebut, dan bukannya berlawanan.
ketkan seseorang melakukan tindak kejahatan atau kekliruan, pastilah itu
didasarkan pada pemikiran bahwa tindakan itu akan ada eksesnya, ada
keuntungannya. seorang pencuri tahu bahwa mencuri itu adalah salah, tapi dia
mencuri cincin berlian karena dia meyakini bahwa hal itu akan memikat
perempuan, atau akan membuat dia kaya sebagai keuntungannya. begitu pula
orang-orang yang menghabiskan hidupmya demi mengejar kekuasaan, gengsi atau
kekayaan. mereka melakukannya karena berpikir bahwa salah satu dari tindakan
itu akan membawa kebahagiaan bagi mereka.
4. USAHA
dan PERJUANGAN
Usaha/perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan
cita-cita. Setiap manusia hams kerja
keras untuk kelanjutan
hidupnya, Sebagian hidup manusia adalah
usaha/perjuangan. Perjuangan
untuk hidup, dan
ini sudah kodrat manusia.
Tanpa usaha/perjuangan, manusia tidak dapat hidup sempuma. Apabila manusia bercita-cita menjadi kaya, ia
harus kerja keras. Apabila seseorang
bercita-cita menjadi ilmuwan, ia harus rajin belajar dan tekun serta memenuhi
semua ketentuan akademik.
Perjuangan tidak selalu identik dengan
lamanya kita melakukan proses implementasi untuk mewujudkan keinginan kita.
Bisa jadi seseorang membutuhkan perjuangan yang lebih singkat dengan sedikit
sumber daya yang dibutuhkan, sedangkan individu lainnya justru
sebaliknya.Kesiapan, ketersediaan dan kualitas sumber daya, strategi, situasi
dan tingkat kesulitan yang dihadapi, serta dukungan dari lingkungan eksternal
amat menentukan seberapa besar dan lamanya sebuah perjuangan harus dilakukan.
6. KEYAKINAN
ATAU KEPERCAYAAN
Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar
pandangan hidup berasal dari akal atau kekuaasaan Tuhan. Menurut Prof.Dr.Harun
Nasution, ada tiga aliran filsafat,yaitu aliran naturalisme, aliran
intelektualisme, dan aliran gabungan.
Keyakinan adalah suatu sikap yang
ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa
dirinya telah mencapai kebenaran. keyakinan merupakan suatu sikap, maka
keyakinan seseorang tidak selalu benar atau, keyakinan semata bukanlah jaminan
kebenaran.
Keyakinan atau kepercayaan memiliki 3
filsafata, yaitu :
· Aliran
naturalism: hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib
yang merupakan kekuatan tertinggi.
· Aliran
intelektualisme: dasar aliran ini adalah logika/akal.
Manusia mengutamakan akal.
· Aliran
gabungan: Dasar aliran ini idalah kekuatan gaib dan juga
akal. Kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya
Tuhan sebagai dasar keyakinan.
6. LANGKAH-LANGKAH
BERPANDANGAN HIDUP YANG BAIK
Manusia
pasti mempunyai pandangan hidup walau bagaimanapun bentuknya. Bagaimana kita
memeperlakukan pandangan hidup itu tergantung pada orang yang bersangkutan. Ada
yang memperlakukan pandangan hidup itu sebagai sarana mencapai tujuan dan ada
pula yang memperlakukaan sebagai penimbul kesejahteraan, ketentraman dan sebagainya.
Akan tetapi yang terpenting, kita
seharusnya rnernpunyai langkah-langkah
berpandangan hidup ini. Karena hanya dengan rnernpunyai
langkah-langkah itulah kita dapat
memperlakukan pandangan hidup sebagai
sarana mcncapai tujuan dan
cita-cita dengan baik. Adapun langkah-langkah itu sebagai berikut :
(1) Mengenal
Mengenal merupakan suatu kodrat
bagi rnanusia yaitu rnerupakan tahap
pertarna dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam jal ini rnengenal apa itu
pandangan hidup. Tentunya kita yakin dan
sadar bahwa sctiap manusia itu pasti rnernpunyai pandangan hidup, maka kita
dapat memastikan bahwa pandangan hidup itu ada sejak rnanusia itu ada, dan
bahkan hidup itu ada sebelum manusia itu bel urn turun ke dunia. Adam dan
hawalah dalam hal ini yang merupakan manusia pertama, dan berarti pula mereka
rnernpunyai pandangan hidup yang
digunakan sebagai pedoman dan yang rnernberi petunjuk kepada mereka.
(2) Mengerti
Tahap kedua untuk berpandangan
hidup yang baik adalah mengerti. Mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu
sendiri. Bila dalam bernegara kita berpandangan
pada Pancasila, maka dalam berpandangan hidup pada Pancasila kita
hendaknya mengerti apa Pancasila dan
bagaimana mengatur kehidupan bernegara. Begitu
juga bagai yang berpandangan hidup pada agama Islam. Hendaknya
kita mengerti apa itu Al-Qur’an, Hadist dan ijmak itu dan bagaimana ketiganya
itu mengatur kehidupan baik di
dunia maupun di akherat Selain itu juga kita mengerti untuk apa dan dari mana
Al Qur’an, hadist, dan ijmak itu. Sehingga dengan demikian mempunyai
suatu konsep pengertian tentang pandangan hidup dalam
Agama Islam.
(3) Menghayati
Langkah selanjutnya
setelah mengerti pandangan hidup
adalah menghayati pandangan hidup itu. Dengan
menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran
yang tepat dan benar mengenai
kebenaran pandangan hdiup itu sendiri.
(4) Meyakini
Setelah mengetahui kebenaran dan validitas, baik secara
kemanusiaan, maupun ditinjau dan
segi kemasyarakatan maupun
negara dan dari kehidupan
di akherat, maka hendaknya kita meyakini pandangan
hidup yang telah kita hayati itu.
Meyakini ini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh
suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.
(5.) Mengabdi
Pengabdian merupakan sesuatu hal
yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan
diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain. Dengan mengabdi maka
kita akan merasakan manfaatnya Sedangkan perwujudan manfaat mengabdi ini dapat
dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Dan manfaat itu sendiri bisa terwujud di
masa masih hidup dan atau sesudah meninggal yaitu di alam akherat.
(6) Mengamankan
Mungkin sudah merupakan sifat
manusia bahwa bila sudah mengabdikan diri pada suatu pandangan hidup lalu ada
orang lain yang mengganggu dan atau
mayalahkannya tentu dia tidak menerima
dan bahkan cenderung untuk mengadakan perlawanan. Hal ini karena kemungkinan merasakan
bahwa dalam berpandangan
hidup itu dia telah
mengikuti langkah-langkah sebelumnya dan langkah-langkah yang ditempuhnya itu telah dibuktikan
kebenarannya sehingga akibatnya bila ada orang lain yang mengganggunya rnaka
dia pasti akan mengadakan suatu respon entah respon itu berwujud tindakan atau
lainnya.
Sumber :
http://aliseptiansyah.wordpress.com/2013/05/06/tugas-1-manusia-dan-pandangan-hidup/
http://sanusiadam79.wordpress.com/2013/04/25/manusia-dan-pandangan-hidup/
http://anwarabdi.wordpress.com/2013/06/01/manusia-dan-pandangan-hidup/
http://mamz.weebly.com/manusia-dan-pandangan-hidup.html
http://dofadroid.blogspot.com/2012/05/ibd-manusia-dan-pandangan-hidup.html
http://aliemscorporation.blogspot.com/2013/05/manusia-dan-pandangan-hidup.html
http://sahat1ka43.blogspot.com/2012/07/manusia-dengan-pandangan-hidupnya.html
http://maulimam.blogspot.com/2013/06/manusia-dan-pandangan-hidup.html
0 comments:
Posting Komentar